mata




  • orat oret deras

Hitam

setitik api dalam pandangmu
tak akan mampu akhiri semua
harapan hilang dan kau ingin menghilang
sesatkan diri dalam kesunyian
semuanya membenamkan kehidupanmu

sementara

aku disini seperti dirimu
semangat mati, mati juga jiwaku
tak ada pilihan dan kau tahu jawabnya
semuanya membenamkan kehidupanku

laguku lagumu menyatu dalam gelap
menginginkan mengkelamkan peradaban
mauku maumu
diterbangkan kesenangan

angin hisaplah titik pusat imbangku
berilah hitam bunuhlah bahagia



Kecil

dia seperti angin terus berlari terus sembunyi
dia sungguh tak puas akan keadaan harmoni rumahnya
kurang...masih banyak lubang
riak keganjilan juga kebingungan

malu sembunyi
mesti hindari
semua keadaan yang menyudutkan

dia cuma anak kecil yang tak bisa berdiri dengan sama tinggi
hampir aku meng-iba pada hidupnya
bukan urusannya

oh kau orang-orang tua uzur pengertianmu dimakan usia
dan kau kaum bijaksana sulit untuk berfikir tentang yang termudah
tenang!
aku ingin tenang!
aku juga tersiksa dan kau terus berlari

jangan datang padaku

dia cuma anak kecil yang tak bisa berdiri dengan sama tinggi
hampir aku meng-iba pada hidupnya
bukan urusanku, katanya!



gitar kayu ini

gitar kayu ini jadi sahabat baikku
jika aku sewaktu-waktu ingat padamu
dia merelakan seluruh darah dagingnya
untuk menyenangkan hati tuannya

syair syair bercerita tentangmu dariku
kutuang diatas kertas kusam bekas koran
kunyanyikan bersama gitar usang yang kusayang
senyumlah sedikit biar gitar ikut senang

sebelum kau tutup telinga
sebelum pejamkan mata
dengarkan celoteh-celoteh mautku

lautan kata berirama
petik dawai seadanya
mencoba goyahkan angkuh perahu

pernah rayuanku tak mempan melumpuhkanmu
rasa kecewa menggumpal jadi putus asa
lalu ku beralih menyanyikan lagu lain
namun tiba-tiba nada gitar jadi sumbang



Baru

oh entah mengapa selalu terbayang wajah itu
datang setelah sekian lama membelalakkan mata
kecantikan dirimu halus tutur bicara
bagai mantra-mantra menenung menghasut menelantarkan

perubahan dirimu meracuni jiwaku

adalah terlihat pemandangan terindah dihidupku
adalah terdengar
senyummu membungkam keinginan hati untuk tak peduli
walau mungkin terasa beda
tapi tetap indah

sayangku dengar ucapku
dengan segala kerendahan hati
sengaja aku inginkan
jadilah pengantinku tuk malam ini



Kehilangan

malam tanpa bintang bulan dan cahaya
waktu berhentikan perjalanan kita
menghapus jejak langkahlima tahun terpijak

masih membekas dan melukai harapan
larut di temaram.....hilang
terisak dalam gelap kerelaanku palsu

aku gusar dan tak tenang

pekat menjuntai di hidupku
perihmelepuhkan hatiku

bukan seperti ini!
jangan seperti ini!

aku hancur seperti hancur hatimu
aku goyah setelah kau terenggut



Kamu Yang Tak Bisa Hilang

aku dan kamu seperti melodrama begitu terjal dan berliku
aku dan kamu tak ada habisnya menanti kesempatan itu datang
apa yang bisa aku lakukan di malam sepi bergerimis hujan
apa yang bisa aku lakukan ketika rindu datang dan membunuh

karena kamu begitu jelas mengisi hari-hari
karena aku tak bisa pergi dari cengkeram pelukmu
namamu tersimpan di hati meski ku terkubur di dasar bumi
karena kamu telah terlanjur menjalar dalam aliran darah ini

tak cukup hanya dengan membayangkan untuk menikmati semua rahasia
tak cukup hanya dengan pejamkan mata hadirkan kamu ajakku bercinta



Maaf

Aku resap bayangmu di dasar relung sukma
aku lukiskan wajahmu di alam tidurku
aku khayalkan tubuhmu dalam gelombang hasrat
kamulah mata pisau yang menancap di jantungku



Madu

hanyutkan aku dan benamkan
kan ku selami misteri di balik sejarahmu
yang pernah menikam mengikat batin
hampa kekuatan untuk melawan ketidakpedulian ini

rindukan aku seperti aku merindukanmu
umbarlah nafsu koyakkan hitam dan putih
lukai dengan sentuhan jemari
tak lekang gairah oleh jenuh dan pedih

ajaklah kesana nyawa ini
biar mencumbu dan gerayangi lautan surgamu
sampai tak bisa mati
menetap di sela garis-garis gurat nadi

sesuatu telah merasuk
dan menerbangkan aku tinggi menuju dirimu
tak bisa menghindar dari setiap belai jauh yang kau sirat
dan sekali ada penuhi janji
aku kamu merapat erat tak beranjak pergi

  • Buka Pintu

Assalamu'alaikum Warah Matullahi Wa Barakatuhu.

Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi Rabbil 'Alamiin. Akhirnya punya juga. Finally ada juga. Hasrat untuk menulis, kini memiliki pelampiasan. Bukan kanvas atau mimbar,bukan pula megaphone atau microphone. Tetapi BLOG! Sudah lama melek di dunia maya, sudah pula kantong terkuras guna membayar billing warnet. Puluhan bahkan ratusan situs dijelajahi lama-lama bikin bosen juga.Melek bangun sadar. Apersepsi terkadang memunculkan revolusi walau kecil-kecilan tapi setidaknya distorsi yang lahir ter-apresiasi positif meski oleh diri sendiri. Dalam gumam "gantian aku yang harus nulis dan mereka yang harus baca tulisanku".

Ya! terjemah kedalam empat  fungsional, hati tangan mata dan telinga. Ibarat vulkanik atau malah dibilang batu hitam. Mereka bergejolak akan realitas namun hanya terdiam dan malah mengeluarkan opini-opini tanpa nyawai .Esai seperti melintas tanpa batas di kepala. Jempol dan telunjuk bersinergi memegang pena namun tiada corat-coret dibawahnya.

Kini tak ada alasan bung!buat apa Allah SWT menganugerahi otak jikalau cuma asyik- masyuk sebal-sebul rokok kretek dan nyruput kopi encer. Idealisme adalah parsial yang dibungkus dalam aksioma subyektif sistem pikiran.Tapi usah dipikirkan! Lakukan dan lakukan, sebelum semuanya berakhir.Berakhir karena ajal ataupun hari kiamat.

Cepat,tunggu apalagi....jangan terbebani dengan pasal subversif atau di cap ngawur,dunia terlalu sempit guna menanggapi omongan tak ber-piala.


Salam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar